Puisi: Gunung Ditawan, Hati Yang Rawan
Credit: Facebook |
Entah mengapa, hati ini sering tak tenteram memikirkan tentang si dia yang jauh di sana...
Entah hijau, entah kuning rumput di ladang...
Tiada khabar berita, soal pula tidak terbalas,
Tidak sepasang mata, tiada sebatang hidung yang kelihatan...
Entah aman, entah kacau hidupnya...
Kuah kalau tertumpah ke lantai, kain dicapai buat basahan...
Tapi kalau terlebih air di dalam periuk, beras jadi bubur... cair tak berbentuk.
Biar mangkuk kosong tak berlauk, kalau pecah, hanya kaca yang disodok...
Harap maaf silap yang dulu, biar tak berkata bagai di waktu silam...
Asalkan tak terasa lagi kesal di jiwa andai Tuan ditakdirkan pergi dahulu.
Silap langkah di jalanan boleh di undur,
Tapi kalau di gunung, nasib badan yang tanggung.
- Qadeem Zieman